Perbedaan Hkbp Dan Katolik
Salib Kristen tidak menggunakan patung Yesus (korpus)
Berbeda dengan salib agama Katolik, Salib agama Kristen Protestan dikenal dengan salib yang polos. Bentuknya kayu bersilang tanpa terlihat patung Yesus (korpus). Salib ini juga disebut sebagai salib Latin.
Alasan mengapa korpusnya dihilangkan adalah karena agama Kristen Protestan menentang adanya patung yang dianggap sebagai berhala.
Melansir Crosswalk, salib memiliki banyak arti. Salib melambangkan cinta dan pengampunan. Sebagaimana yang diketahui umat Kristiani, Yesus disalib karena rasa cinta dan pengorbanannya pada manusia meskipun menusia berdosa.
Yesus rela menebus dosa manusia dengan disalib. Yesus mati untuk orang berdosa. Seperti yang diajarkan melalui kitab Roma 5:8,
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa
Selain melambangkan cinta dan pengampunan, salib juga merupakan bentuk kerendahan hati yang disengaja. Manusia diingatkan kembali kitab Galatia 2:20-21, yang berbunyi
Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Itulah perbedaan antara salib agama Kristen dan Katolik, Bela. Pelajaran apa yang pernah kamu petik dari salib agama Kristen dan Katolik?
Disclaimer: artikel ini sudah pernah tayang di laman IDNTimes.com dengan judul "Perbedaan Salib Kristen dan Katolik, Serupa tapi Tak Sama" ditulis oleh Adyaning Raras Anggita Kumara
Salib Katolik terdiri dari banyak variasi
Gereja Katolik dalam ritus Barat atau Latin di Indonesia memiliki beragam variasi salib Katolik. Salib yang dimaksud adalah salib dengan korpus dan salib tanpa korpus.
Dalam bahasa Latin, korpus artinya tubuh. Korpus menunjukkan patung Yesus di kayu salib atau representasi Yesus yang mati di atas kayu salib. Salib korpus juga juga disebut salib Latin karena merujuk pada ritus Barat.
Selain itu, ada juga salib Bizantin yang merujuk pada Kekaisaran Romawi Timur.
JAKARTA, Pena Katolik – Sepintas, Alkitab Katolik dan Protestan terlihat sama, dengan kitab-kitab dasar yang sama dikumpulkan bersama dalam satu volume. Namun, jika dilihat lebih dekat, Alkitab Protestan kehilangan beberapa kitab yang termasuk dalam Alkitab Katolik.
Pertama, orang-orang Kristen tidak memiliki satu pun volume teks yang diilhami selama kira-kira 300 tahun pertama. Penciptaan dan kompilasi Alkitab adalah proses yang panjang. Para pemimpin Gereja mula-mula menyaring banyak manuskrip dan membedakan, menggunakan beberapa kriteria historis, doktrinal, dan teologis yang berbeda, kitab mana yang harus disimpan dan dimasukkan dalam kanon, dan kitab mana yang harus disisihkan.
Perjanjian Lama sebagian besar didasarkan pada terjemahan Yunani dari teks-teks Ibrani yang diterima secara luas sebagai terjemahan yang sah (dan bahkan diilhami). Ini dikenal sebagai “Septuaginta” (dari kata Yunani untuk 70) dan sangat populer di kalangan orang Yahudi berbahasa Yunani.
Persetujuan kitab-kitab mana yang akan dimasukkan dalam Perjanjian Baru dimulai dengan Konsili Laodikia pada tahun 363, dilanjutkan ketika Paus Damasus I menugaskan St. Jerome menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Latin pada tahun 382, dan diselesaikan secara pasti selama Sinode Hippo (393) dan Kartago (397).
Tujuannya adalah untuk mengabaikan semua karya keliru yang beredar pada saat itu dan menginstruksikan Gereja-Gereja setempat tentang kitab-kitab mana yang boleh dibacakan dalam Misa.
Sebagai hasil dari sinode-sinode ini, Alkitab tetap tidak berubah sampai reformasi Protestan.
Setelah abad ke-16, setiap pemimpin Protestan utama memiliki interpretasi yang berbeda mengenai iman Kristen dan peran Alkitab. Ini mengarah pada proses di mana berbagai kitab dalam Alkitab dihapus karena “ketidaksesuaian” mereka dengan kepercayaan Protestan.
Selanjutnya, Protestan biasanya menggunakan daftar kitab-kitab Perjanjian Lama yang disetujui oleh para sarjana Ibrani di kemudian hari, mungkin pada abad ke-2 atau ke-3 Masehi. Katolik, di sisi lain, menggunakan Septuaginta Yunani sebagai dasar utama untuk Perjanjian Lama.
Ini berarti bahwa Alkitab Protestan hanya memiliki 39 kitab dalam Perjanjian Lama, sedangkan Alkitab Katolik memiliki 46. Tujuh kitab tambahan yang termasuk dalam Alkitab Katolik adalah Tobit, Judith, 1 dan 2 Makabe, Kebijaksanaan, Sirakh, dan Baruch. Kanon Katolik juga mencakup bagian dari Kitab Ester dan Daniel yang tidak ditemukan dalam Alkitab Protestan.
Beberapa Alkitab Protestan masih memasukkan kitab-kitab ini, sementara yang lain tidak. Karena ada banyak denominasi Protestan di seluruh dunia, daftarnya bervariasi sesuai dengan praktik masing-masing gereja Kristen.
Perersamaan Dan Perbedaan Gereja Katolik Dan Gereja Protestan
Kemarin, 20 Juni 2023 saya mendapat sebuah info yang cukup mengejutkan. Melalui WA, seorang ibu memberitahukan bahwa anaknya yang selama ini mendapatkan dana ASAK Gregorius (Ayo Sekolah-Ayo Kuliah), sudah menyatakan diri untuk keluar dari Gereja Katolik. Anaknya sudah dibaptis beberapa waktu yang lalu di salah satu gereja Kristen Protestan. Dari informasi yang saya peroleh ini, sempat saya bertanya lanjut pada ibunya, mengapa begitu gampang tergoda untuk masuk Protestan? Jawaban dari ibunya bahwa itu sudah menjadi panggilan. Panggilan? Saya mencoba merenung sejenak, model panggilan seperti apa yang diterima oleh anaknya itu.
Secara pribadi tentu keputusan ini mengecewakan saya dan teman-teman pengurus ASAK yang selama ini berjuang untuk menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas. Saya cukup tahu kondisi ekonomi keluarga yang rapuh karena hantaman Covid. Atas kondisi ekonomi yang lemah inilah maka saya memberanikan diri untuk mengikutsertakan anaknya ke ASAK Gregorius. Menurut pengakuan ibunya bahwa ASAK sangat membantu anaknya untuk meringankan beban keuangan keluarga. Jerih payah para pengurus ASAK ini berakhir dengan kekecewaan karena anaknya lebih memilih gereja lain ketimbang Gereja Katolik.
Peristiwa yang dialami oleh salah satu anggota ASAK menggugah saya untuk berdiskusi dengan salah seorang pengurus PSE Paroki Kutabumi. Menurut pantauannya bahwa banyak umat Katolik, sejak pandemi mulai mencari gereja lain (Gereja Kristen Protestan) untuk beribadah. Tak hanya kegiatan doa dan ibadah saja yang dicari tetapi juga tawaran bahan kebutuhan pokok menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Cukup banyak orang Katolik tetap bertahan sebagai umat Katolik tetapi juga mengikuti kegiatan di gereja Prostestan. Mereka bermain “dua kaki” untuk mendulang bahan kebutuhan hidup. Dari obrolan ini memunculkan sebuah pertanyaan. Begitu gampangnya orang Katolik berpindah ke agama lain hanya karena diiming-iming sembako dan kebutuhan lain?
Dari penuturan lepas dengan beberapa orang, banyak orang, baik Katolik maupun Kristen Protestan menganggap sama antara kedua agama ini. Pemahaman yang minim ini akan memberikan dampak yang kurang baik pada penerapan hidup keagamaan. Apa bedanya antara agama Katolik dan Kristen Protestan?
Harus dipahami perbedaan mendasar secara teologis antara Katolik dan Protestan. Marthin Luther (1483-1546) menjadi tokoh penting karena berhasil memisahkan diri dengan Gereja Katolik dan mendirikan gereja sendiri. Beberapa catatan sederhana ini mungkin membantu pembaca untuk memahami perbedaan mendasar dan tidak lagi memandang sama kedua agama ini.***(Valery Kopong)
Agama Kristen Protestan dan Katolik merupakan dua agama yang dianggap sama, namun sebenarnya berbeda. Ada banyak hal yang membedakan kedua agama tersebut, namun salah satu perbedaanya juga terletak pada salib Kristen dan Katolik.
Meskipun sekilas nampaknya sama, sebenarnya ada berbagai perbedaan dan jenis salib yang membedakan kedua agama ini.
Nah, bagaimana cara membedakan salib Kristen dan Katolik? Simak, yuk perbedaannya berikut ini.